Produksi minyak dunia diperkirakan telah mencapai puncaknya pada tahun 2000, ini berarti bahwa eksplorasi minyak bumi sudah maksimal dan selanjutnya akan mengalami penurunan. Ini akan menyebabkan dalam kurun waktu 20 tahun produksi minyak dunia akan kembali seperti pada tahun 1980-an (OPEC ,2009),Di lain pihak ketergantungan terhadap minyak bumi pada waktu yang sama akan terus meningkat akibat pertambahan penduduk dan kegiatan industri danpembangunan. Akibat dari hal ini adalah harga energi yang semakin tinggi dan pasokan minyak yang menurun. Hal ini dapat dirasakan dari naiknya harga minyak mentah dan dicabutnya subsidi harga bahan bakar minyak oleh pemerintah Indonesia (Supatra, I Nyoman, 2017: 1). Dapat disimpulkan bahwa produksi minyak dunia lambat laun mulai menipis sehingga harus segera dicarikan energi terbarukan sebagai alternatif. Andi kusnandi et al., (2020:50) Menyatakan Bahwa energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai kebutuhan. Energi pada umumnya digunakan untuk berbagai keperluan seperti memasak, bahan bakar kendaraan, industri dan lain sebagainya. Saat ini energi yang digunakan mayoritas bersumber dari minyak bumi yang didapat dari hasil tambang. Akibat penggunaanya dilakukan terus - menerus, kini ketersediaanya semakin lama semakin berkurang, maka tersedianya bahan bakar alternatif sangatlah diperlukan untuk mengurangi pengunanaan Gas Elpiji. Saat ini telah ada beberapa orang ataukelompok masyarakat yang telah memanfaatkan oli bekas sebagai bahan bakar. Namun pemanfaatan ini hanya untuk penggunaan pengerjaan tertentu bukan untukkalangan umum, seperti untuk bahan bakar pembakaran Batu Gamping, dan Peleburan Aluminium. Pemanfaatan secara terbatas ini apabila diperbandingkan dengan ketersediaan ataupun dengan kecepatan pertambahan oli bekas di kalangan masyarakat umum, maka akan tergolong sangatlah minim. Minimnya pemanfaatan ini akan mengakibatkan jumlah oli bekas akan terus bertambah dan membuat oli bekas ini menjadi bahan yang rawan untuk mencemari lingkungan.

Bahan bakar memasaka saat ini sangat sulit didaptkan dan harganya banyak melambung tinggi di antaranya disesbabkan oleh subsidi yangtidak tepat sasaran maupun sumber daya alam tersebut memang sudah semakin berkurang dan diserap oleh industri-industri. perlu adanya alternatif pengganti bahan bakar tersebut yang mudah, murah serta memanfaatkan sisa limbah. Inovasi kompor gas oli bekas solusinya. namun kendala yang didapat adalah apinya masih banyak berwarna kuning/jingga karena pembakaran tidak sempurna. solusinya inovator menambhkan oksigen melalui aerator yang dimasukkan ke dalam air. hasilnya api menjadi lebih biru, hemat bahan bakar karena menggunakan limbah oli. manfaat lain dari inovasi ini adalah menghemat pengeluaran masyarakat namun tidak merendahkan mutu dari hasil makanan. oli bekas dijadikan sebagai bahan bakar utama yang ditambah dengan blower dan dihubungkan dengan aerator berisi air sehinggga oksigen lebih banyak. Berangkat dari kurangnya pemanfaatan limbah oli bekas dan belum adanya alat yang baik untuk memanfaatkan oli bekas tersebut. Disisi lain apabila digunakan sebagai bahan bakar, oli bekas tidak menghasilkan pembakaran sempurna. oksigen sangat dibutuhkan oleh apai agar menciptakan pembakaran yang sempurna. cara kerja aerator di sini adalah memecah H2O menjadi oksigen yang akan disemburkan ke api yang menyala sehingga sebagai makanan api yang membuat api semakin biru. Tercipta kompor oli bekas modifikasi Muhammad Nizwar yang mengandung lebih banyak oksigen sehingga api lebih biru dan pembakaran mendekati sempurna sehingga asap tidak terlalu banyak

menghemat pengeluaran masyarakat, mengurangi penggunaan berlebih SDA yang tidak dapat diperbaharui dan menjaga lingkungan

pengeluaran masyarakat menjadi lebih hemat dengan mutu yang tidak jauh beda dengan bahan bakar dan kompor pada biasanya.

Tercipta kompor oli bekas modifikasi Muhammad Nizwar yang mengandung lebih banyak oksigen sehingga api lebih biru dan pembakaran mendekati sempurna sehingga asap tidak terlalu banyak.

Video Tidak Tersedia