INOVASI
| Nama Instansi | DISTAN |
|---|---|
| Nama Inovasi | GELAPUNG (Gerakan Pengendalian Padi Apung) |
| Jenis Inovasi | Non Digital |
| Inisiator | OPD |
| Bentuk Inovasi | Inovasi Pelayanan Publik |
| Waktu Uji Coba | 09-01-2025 |
| Waktu Implementasi | 29-01-2025 |
Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS),
yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, dikenal sebagai salah satu
wilayah dengan potensi pertanian yang cukup besar, terutama dalam komoditas
padi. Wilayah ini memiliki karakteristik lahan yang didominasi oleh lahan rawa
lebak, yang sebagian besar tergenang air sepanjang tahun. Kondisi geografis dan
hidrologis ini membuat sebagian besar lahan pertanian tidak bisa ditanami
dengan sistem konvensional, namun justru membuka peluang bagi pengembangan
inovasi pertanian adaptif, seperti budidaya padi apung.
Teknik budidaya padi apung merupakan
metode dengan penggunaaan rak terapung atau media tanam mengapung yang
dirancang agar tanaman padi tetap mendapatkan cahaya matahari dan nutrisi,
meskipun berada di atas permukaan air. Inovasi ini menawarkan solusi alternatif
dalam memanfaatkan lahan tidak subur menjadi lahan produktif, sekaligus adaptif
terhadap kondisi perubahan iklim, terutama banjir yang sering melanda lahan
pertanian. Melalui pendekatan
pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, inovasi padi apung diharapkan
dapat menjawab tantangan ketahanan pangan masa depan serta meningkatkan
kesejahteraan petani, terutama di wilayah rawa.
Namun, dalam penerapannya, inovasi
padi apung di beberapa daerah termasuk pada Kabupaten Hulu Sungai Selatan masih
perlu mendapatkan perhatian terkait dengan pengendalian hama maupun penyakit. Walaupun
inovasi ini dapat menawarkan solusi cerdas untuk pemanfaatan lahan tergenang, namun
sama halnya dengan tanaman lainnya, inovasi padi apung menghadapi tantangan
yang cukup serius, utamanya terkait dengan serangan hama dan penyakit pada
tanaman. Lingkungan perairan yang lembap, hangat, dan terbuka sangat mendukung
perkembangan berbagai jenis hama, seperti wereng batang cokelat, penggerek
batang, walang sangit, tikus dan burung manyar.
Selain serangan hama, tanaman padi
apung yang dibudidayakan di lahan tergenang atau sistem rakit terapung tidak
terlepas dari ancaman serangan penyakit tanaman. Salah satu penyakit yang
sering ditemukan adalah hawar daun bakteri (HDB) dan blast daun, yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan yang lembab dan sirkulasi udara yang
terbatas di sekitar tanaman. Penyakit ini ditandai dengan munculnya
bercak-bercak cokelat pada daun yang dapat meluas dengan cepat, menyebabkan
daun mengering dan mengganggu proses fotosintesis. Selain itu, penyakit bulir
padi juga kerap menyerang pada fase generatif yang menyebabkan bulir padi
membusuk dan menjadi hampa. Serangan hama dan penyakit ini, apabila tidak
segera ditangani, dapat menyebabkan penurunan produktivitas secara signifikan
bahkan kegagalan panen.
Untuk itu, dibutuhkan upaya
pengendalian hama yang terpadu, tepat sasaran, dan ramah lingkungan, mengingat
karakteristik padi apung yang sensitif terhadap pencemaran air. Laporan ini
disusun sebagai bentuk evaluasi terhadap kondisi pengendalian hama di lapangan,
serta sebagai dasar pengambilan keputusan untuk pengembangan sistem budidaya
padi apung yang lebih tahan terhadap gangguan organisme pengganggu tanaman
(OPT), khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Menjaga dan mengendalikan serangan hama terpadu, tepat sasaran, dan ramah lingkungan untuk padi apung
Produktivitas lokasi budidaya padi apung meningkat
All rights Reserved © Your Company, 2021
Made with by ThemeWagon