INOVASI

Nama Instansi DISPERA
Nama Inovasi BERSIHKAN KAMPUNG MENYELURUH, WANITA KELOLA SAMPAH MULAI DARI RUMAH TANGGA (BERKAYUH WANI KE SAMUDRA)
Jenis Inovasi Non Digital
Inisiator ASN
Bentuk Inovasi Inovasi Daerah lainya Sesuai dengan urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah
Waktu Uji Coba 01-03-2021
Waktu Implementasi 01-04-2021

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan sektor ekonomi dan industri setiap tahunnya takdapat dipungkiri sebagai kontributor semakin bertambahnya volume sampah. Keterbatasan anggaran yangharus dibagi dengan penanganan beberapa sektor penting lainnya selain lingkungan berpengaruh padaketersediaan sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan luasnya cakupan dalam pelayanan persampahan

yang masih terbatas. Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Propinsi Kalimantan Selatan juga tidak terlepas daripermasalahan pengelolaan sampah dimana persentase penanganan persampahan untuk wilayah ibukota yangmencapai angka 75,09 % pada semester ke-2 di Tahun 2020. Sedangkan secara cakupan kabupaten, diKabupaten Hulu Sungai Selatan persentase capaian adalah sebesar 45,68 %. Hal ini disebabkan belumterjangkaunya pelayanan persampahan pada beberapa wilayah perdesaan yang berjarak cukup jauh dariibukota Kabupaten. perlu dibentuk suatu pola yang bisa mengakomodasi penyelesaian permasalahanpersampahan yang tidak hanya dititik beratkan pada pemerintah daerah saja, namun juga melibatkan peranandan tanggung jawab masyarakat.

Tujuan dari Inovasi ini adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat khususnya para ibu rumah tanggadalam pengelolaan sampah skala rumah tangga serta menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya para iburumah tangga bahwa sampah yang dikelola dapat bernilai ekonomis dengan menukarkannya ke bentuk BarangKebutuhan Pokok Kebutuhan Rumah Tangga. Lokus pelaksanaan Inovasi adalah Desa Amawang Kiri MukaKecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pelaksanaan Inovasi meliputi Tahapan Pengenalandan Sosialisasi, Tahapan Pelaksanaan dan Pendampingan kemudian Tahapan Evaluasi. Pendekatan metodeyang dilaksanakan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. PadaInovasi ini pendekatan kuantitatif bersifat dominant, sedangkan pendekatan kualitatif bersifat less- dominant.Metode kualitatif dilakukan melalui wawancara berpedoman, studi kepustakaan, observasi langsung dilapangan dan dokumentasi.

Dampak dari pelaksanaan Inovasi adalah dengan terbentuknya pola pengelolaan sampah rumah tangga di desasecara mandiri dengan bentuk komunitas atau kelompok pengelolaan oleh ibu – ibu rumah tangga. Penurunantimbulan sampah pada Tempah Penampungan Sementara Sampah pada desa juga menurun seiring dengansampah yang sudah bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.

Peran perempuan kerap dipandang sebelah mata. Padahal sebagai ibu rumah tangga,ia memegang peran kunci dalam tata kelola keluarga dan pendidikan.

Sifat perempuan yang cenderung komunal, kooperatif, dan asuh membuat posisinyapenting dalam kegiatan bermasyarakat, salah satunya dalam upaya penyelamatanlingkungan melalui pengelolaan sampah, wabil khusus sampah rumah tangga.Perempuanlah yang mampu menjadi kunci dalam mengendalikan produksi sampahrumah tangga.

Peran perempuan dalam pengelolaan sampah skala rumah tangga tak lepas dariaktivitas yang mereka lakukan tiap hari.

Inovasi ini melakukan pendekatan dan strategidalam pengelolaan sampah denganmeningkatkan keterlibatan masyarakat. Pelaksanaaninovasi ini diterapkan dengansistem penukaran saldo tabungan bank sampahdengan sembako. Masyarakatmendaftar menjadi nasabah pada bank sampah masing-masing desa yang dikelola olehdesa terkait. Nasabah bank sampah dapatmenabung sampah dimana sampah tersebutakan dinilai sesuai dengan ketentuan harga yang berlaku dan nilai tersebut menjadisaldo pada tabungan mereka.Selanjutnya masyarakat diperkenankan menukar saldotabungan mereka dengan sembako yang senilai dengan nilaisaldo pada Bank Sampah Induk.

Inovasi ini mempunyai tujuan :

- Jangka Pendek :

  1. Meningkatkan peran serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di wilayah perdesaan
  2. Menggerakkan roda perekomomian masyarakat di perdesaan dengan mengubah paradigma sampah dari yang tidak bermanfaat menjadi bernilai benefit/keuntungan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa

- Jangka Panjang :

  1. Terbentuknya kawasan yang mengelola sampah rumah tangga dan menjadikannya sebagai bahan penggerak roda perekonomian secara mandiri
  2. Berkurangnya timbulan sampah dan besarnya sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir ( TPA )

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri di wilayah perdesaan dengan adanya sistem tabungan Bank Sampah yang bisa ditukarkan dengan barang kebutuhan pokok rumah tangga

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga melalui penerapan sistem Penukaran Saldo Tabungan Bank Sampah dengan Barang Kebutuhan Pokok Rumah Tangga (Sembako) di Wilayah Perdesaan Selain itu dapat terbentuknya kawasan yang mengelola sampah rumah tangga dan menjadikannya sebagai bahan penggerak roda perekonomian secara mandiri.

Video Tidak Tersedia

All rights Reserved © Your Company, 2021

Made with   by ThemeWagon