Salah satu masalah gizi utama di negara - negara berkembang adalah kurangnya keragaman makanan, terutama terdiri dari sumber makanan nabati, buah - buahan dan sayuran yang terbatas (mahmudiono, 2017). selain itu terdapat penelitian yang dilakukan oleh Arimond, (2004) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara keragaman, konsumsi, dengan status gizi TB/U (Stunting) pada balita usia 6-23 tahun. maka dari itu dalam rangka mendukung upaya Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) dengan memanfaatkan pangan lokal,dilakukan penganekaragaman konsumsi pangan dan pencegahan stunting yang tepat dan akurat, maka perlu diselenggarakan Berantas Stunting Konsumsi Pangan Lokal Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman di Desa/Posyandu. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan minat masyarakat untuk mengolah potensi bahan pangan lokal menjadi pangan yang sehat dan aman dikonsumsi dengan gizi yang seimbang.

Memastikan peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku, dan membudayakan peran ibu hamil dan ibu balita dengan pola pemanfaatan pangan di pekarangan dan menerapkan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

ibu hamil dan ibu balita mendapatkan peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku, dan kesadaran akan pentingnya pola pemanfaatan pangan di pekarangan dan menerapkan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

Adanya peningkatan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari Tahun 2018 (81,8 poin) mengalami peningkatan hingga tahun 2023 (90,8 poin) hal ini menunjukan bahwa kualitas konsumsi pangan masyarakat (Ibu Hamil dan Balita) menunjukan sudah baik.

Video Tidak Tersedia