Pada subsektor pertanian kecamatan Daha Barat memilik lahan lahan rawa lebak yang sangat berpotensi untuk tanaman pangan dan hortikultura, karena wilayah yang memadai dan terletak di daerah rawa memungkinkan untuk melakukan budidaya padi rawa saat musim kemarau. Untuk budidaya padi rawa menjadi komoditas unggulan karena proses pemeliharaan yang mudah dan suburnya lahan di area rawa lebak dengan jumlah luas lahan pertanian untuk padi rawa sebanyak 2970 ha.

Melihat luasan lahan sebanyak itu, dapat disimpulkan kebutuhan sarana produksi pertanian khususnya benih padi menjadi kunci utama, dalam budidaya padi dan yang menjadi masalah di kecamatan Daha Barat adalah jauhnya toko sarana produksi (saprodi) pertanian yang menjual kebutuhan budidaya disamping harganya yang tinggi  dan kurangnya pengetahuan petani dalam pemanfaatan hasil panen untuk dijadikan benih (penangkaran), sehingga petani terpaksa membeli benih padi dengan harga yang tinggi dan lokasi yang jauh dari kecamatan Daha Barat.

Pengetahuan dan keterampilan akan pemanfaatan hasil panen dalam bentuk gabah untuk dijadikan benih padi yang akan ditanam ditahun selanjutnya dengan cara yang mudah dan murah perlu diketahui oleh petani di Kecamatan Daha Barat dengan cara memberikan penyuluhan dan pengenalan inovasi teknologi penyimpanan gabah atau penangkaran benih padi secara sederhana, dengan harapan dapat mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, maka kami mengambil judul inovasi teknologi pertanian di Kecamatan Daha Barat yang dibina oleh Balai Penyuluhan Pertanian Daha Barat dengan nama “Padi Daha Kita (Penyimpanan Gabah Padi Dalam Wadah Untuk Dijadikan Benih Tanam” dengan harapan dapat mengatasi permasalahan usaha tani yang ada.

Berdasarkan rancang bangun dan pokok perubahan maka tujuan dari inovasi teknologi pertanian adalah sebagai berikut :

1.   Menambah pengetahuan dan keterampilan petani dalam penyimpanan dan pemanfaatan hasil panen (penangkaran) untuk dijadikan benih padi yang dapat digunakan musim tanam selanjutnya.

2.   Mampu menekan biaya produksi (modal) khususnya untuk pembelian benih.

3.   Mampu memproduksi benih padi unggul secara mandiri.

Dengan adanya inovasi ini manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1.   Bagi Petani

a.  Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penyimpanan dan pemanfaatan hasil panen (penangkaran) untuk dijadikan benih padi yang dapat digunakan musim tanam selanjutnya.

b.  Mengatasi permasalahan yang dialami khususnya pada kebutuhan benih padi unggul.

c.   Menambah keuntungan dan mengurangi biaya produksi.

2.   Bagi Petugas

a.  Petugas mampu menganalisis penyimpanan dan pemanfaatan hasil panen untuk dijadikan benih padi untuk digunakan di musim tanam selanjutnya.

b.  Menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan di lapangan.

3.   Bagi Instansi

a.  Terjalinnya hubungan yang baik antara petani dan instansi.

b.  Menjadikan inovasi unggulan khususnya pada sektor pertanian di Kecamatan Daha Barat.

Inovasi teknologi ini sudah diterapkan  secara sederhana dan terbukti berhasil digunakan petani untuk melakukan proses budidaya padi di tujuh desa yang ada di Kecamatan Daha Barat. Berawal dari sulitnya mencari benih padi unggul berkualitas, petani melakukan penangkaran benih sendiri dengan cara sederhana menggunakan alat dan bahan yang mudah dan sederhana hanya dengan memperhatikan perlakuan benih yang terdiri dari pemanenan, pengeringan, dan penyimpanan.

Kemudian Dinas Pertanian melalui BPP Daha Barat melakukan penyuluhan untuk perluasan penyebaran inovasi tersebut khususnya ke kelompok-kelompok tani dan petani dengan melakukan praktik dan bimbingan teknis (bimtek) kepada anggota kelompok tani beserta keluarganya, dan bimbingan terus menerus secara anjangsana pada saat kunjungan di lapangan

Video Tidak Tersedia