INOVASI
Nama Instansi | RSUD |
---|---|
Nama Inovasi | STROKE CORNER (SISTEM PELAYANAN STROKE TERPADU) |
Jenis Inovasi | Non Digital |
Inisiator | OPD |
Bentuk Inovasi | Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah |
Waktu Uji Coba | 01-06-2021 |
Waktu Implementasi | 01-07-2021 |
Rumah Sakit Brigjend H. Hasan Basry merupakan rumah sakit tipe B yang menjadi rumah sakit rujukan sebenua
enam. Fasilitas diagnostik CT Scan yang dimiliki RS Brigjend H. Hasan Basry sebagai Gold Standar dalam
penegakkan diagnosis Stoke menjadikan RSUD Brigjend H. Hasan Basry juga menjadi RS rujukan untuk pelayanan
penderita stroke dari Rumah Sakit sebenua enam. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan angka penderita
stroke yang di rawat d RS Brigjend H. Hasan Basry, sementara pemahaman para klinisi dan tenaga kesehatan
tentang stroke dan cara penanggulangannya masih kurang. Belum ada standarisasi penanganan dan pelayanan
stroke secara menyeluruh dan terpadu. Belum ada pelayanan multidisiplin untuk penderita stroke di rumah sakit.
Belum ada konsep dan prosedur penanganan neurorestorasi pada stroke, dan belum tersebarluasnya pedoman
manajemen stroke yang melibatkan pasien dan keluarga. Sebelum inisiatif ini dilaksanakan banyak kasus stroke
yang mengalami perburukan selama perawatan, lama rawat menjadi pannjang, dan derajat kecacatan serta angka
kematian menjadi tinggi. Pada tahun 2016 RS Brigjend H. Hasan Basry menggagas sebuah konsep untuk
memberikan pelayanan stroke yang terintegrasi dan terpadu untuk menurunkan derajat kecacatan dan angka
kematian akibat stroke. Dari rekapitulasi laporan tahunan ruang saraf pada tahun 2015 menunjukkan bahwa kasus
stroke masih merupakan kasus terbanyak yang dirawat di ruang saraf. Terdiri dari 232 kasus dengan 208 kasus
stroke non hemoragik dan 24 kasus stroke hemoragik, dengan sejumlah 42 pasien meninggal dunia. Sedangkan
data tahun 2016 menunjukkan kasus stroke yang dirawat adalah 243 yang terdiri dari 211 kasus stroke non
hemoragik dan 32 kasus stroke hemoragik dengan 24 pasien meninggal dunia. Dari data tersebut terlihat bahwa
angka kasus stroke yang dirawat di RS Brigjend H. Hasan Basry mengalmi peningkatan namun angka kematian
menurun. Penderita stroke merupakan penghuni terbanyak dibangsal atau ruangan pada hampir semua pelayanan
rawat inap penyakit saraf. Selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan 1 / 5 keluarganya, stroke juga
menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan. Untuk mengatasi masalah krusial ini
diperlukan strategi penanggulangan stroke yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Keberadaan Stroke Corner di rumah sakit tidak lagi sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi keharusan, terlebih
melihat angka penderita stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam pelaksanaan sistem perawatan
stroke terintegrasi di rumah sakit, keberadaan stroke corner merupakan fase perawatan yang sangat penting. Stroke
corner merupakan fase peralihan antara fase akut atau hiperakut ke fase perawatan pascaakut. Karena
pennanganan stroke yang cepat, tepat dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Dengan
demikian keberadaan suatu stroke corner merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem perawatanstroke
yang terintegrasi dan komprehensif. Stroke corner merupakan suatu pelayanan yang menerapkan sistem
penanganan stroke terpadu dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang diagnosis seperti CT Scan (Computed
Tomografi Scanning), TCD (transcranial Doppler) serta dilengkapi dengan ruang penanganan khusus untuk
penanganan stroke akut, rehabilitasi medis/neuro rehabilitasi.
1.Dapat mengurangi angka kematian dan menurunkan derajat kecacatan yang ditimbulkan akibat stroke.
2. Dengan dikembangkannya pelayanan stroke dari segi promotif dan preventif, muncul perubahan perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan yang mengakibatkan menurunnya angka kejadian stroke di
masyarakat.
3. Mendidik dan melatih sumber daya manusia dan menyebarkan metode perawatan dan pelatihan penderita stroke.
4. Mengintensifkan pencegahan primer dan pentingnya penanganan yang cepat pada penderita stroke baru.
5. Dengan melibatkan keluarga pasien dalam penanganan stroke memudahkan mempersiapkan penderita stroke
untuk kembali pada fungsi semula di masyarakat, meningkatkan rasa percaya diri penderita stroke. Mendidik
masyarakat dan menyebarkan metoda perawatan dan pelatihan bagi penderita pasca stroke.
Manfaat utama yang dihasilkan stroke corner ini adalah:
1. Menurunkan angka kematian, meningkatkan angka survival saat dirawat jangka pendek dan jangka panjang. Hal
ini terjadi karena penanganan yang cepat dan tepat pada masa awal penanganan stroke dapat dilakukan secara maksimal dengan penanganan yang terintegrasi dan terpadu sehingga memperbaiki prognosis dari pasien stroke.
2. Menurunkan angka kekambuhan selama di rawat.
STROKE CORNER (SISTEM PELAYANAN STROKE TERPADU)
All rights Reserved © Your Company, 2021
Made with by ThemeWagon